Swiss – Tanah leluhur cokelat terbaik dunia

Dulu saya sering bertanya-tanya, bagaimana mungkin Switzerland yang tidak punya satupun pohon cokelat atau negara koloni yang tumbuh subur dengan perkebunan cokelat bisa menjadi negara produsen terbaik dan salah satu manufacturer cokelat terkemuka di dunia. Kenyataannya negeri ini tidak hanya menghasilkan cokelat terbaik tapi juga negara dengan konsumsi cokelat tertinggi di dunia dengan angka 8.8 kg/kapita per tahun (https://www.statista.com/chart/3668/the-worlds-biggest-chocolate-consumers/). Fakta ini menjadi inspirasi nama blog saya dan kadang-kadang merasa tinggal di Swiss bak negeri dongeng yang manis seperti cokelat hahaha. Brand cokelat buatan Swiss yang terkenal secara global antara lain Toblerone dan Lindt. Selain itu brand Cailler dan Ovomaltine merupakan cokelat yang memiliki sejarah penting. Sedangkan cokelat premium Swiss Läderach hanya dijual di 12 negara (majoritas makmur) – di luar Swiss. Organisasi internasional untuk kakao (World Cacao Foundation) bermarkas di Jenewa – Swiss. Anggotanya lebih dari 100 perusahaan yang berasal dari hulu ke hilir industri cokelat yang beroperasi di enam benua dan mewakili 80 persen pasar kakao dan cokelat global. Anggota organisasi ini termasuk perusahaan raksasa seperti Cargill, Nestlé, Unilever dan Starbuck (https://www.worldcocoafoundation.org/about-wcf/members/)

Brand cokelat tertua di Swiss – Cailler – diciptakan pertama kali oleh François Louis Cailler (1796-1852) di kota Vevey yang terletak di tepi utara Danau Leman sekitar 70 kilometer dari Jenewa. Di kota inilah kantor pusat perusahaan makanan terbesar dunia (Nestlé) berada. Cailler pernah tinggal dan magang  empat tahun sebagai chocholatier (pembuat cokelat) di Turin – Italia. Setelah kembali ke Swiss Cailler menemukan teknik produksi cokelat padat (chocholate bar). Automasi dengan mesin memungkinkan Cailler membuat dan menjual cokelatnya secara massal. Pada tahun 1875 Daniel Peter yang tidak lain adalah menantu Cailler menciptakan cokelat susu, penemuan baru ini dengan cepat laku keras di Eropa. Pada tahun 1929 perusahaan cokelat Cailler merger dengan Nestlé.  Perusahaan ini didirikan oleh Henri Nestlé  – tetangga Daniel Peter –imigran dari Frankfurt, Jerman.(https://www.swissinfo.ch/eng/cocoa-kings_the-pioneers-of-switzerland-s–chocolate-revolution-/43592024).  Cokelat Cailler adalah cemilan rutin di rumah kami karena memang rasa cokelat susunya yang enak dan pas di lidah plus harganya terjangkau. Varian favorit kami adalah : Cailler cokelat susu dengan almond (Lait-Amande Entièrs) dan Cailler cokelat susu dengan hazelnut (Lait-Noisette Entièrs). Kalau kami mudik ke tanah air, Cailler menjadi oleh-oleh utama untuk keluarga dan teman-teman karena brand ini tidak dijual di Indonesia.

Resep asli Ovomaltine lahir di sebuah laboratorium di ibukota Swiss – Bern- dari tangan seorang ahli kimia Swiss Dr. Georg Wander pada tahun 1865. Wander sedang mencari formula untuk mengatasi masalah kurang gizi yang cukup serius di Swiss di masa itu. Berdasarkan hasil risetnya, Wander memilih produk alami yang telah digunakan lebih dari 2000 tahun dan dihasilkan dari kecambah gandum yang telah dikeringkan (Malt). Wander mengambil dan mengawetkan ekstrak malt sebagai bahan baku utama Ovomaltine yang menjadi penyelamat hidup anak-anak, orang sakit dan perempuan hamil pada dekade-dekade mendatang. Setelah Wander meninggal anaknya – Albert Wander – yang juga ahli kimia dan apoteker terus mengembangkan makanan super yang diciptakan ayahnya. Dari ide cemerlangnya lah lahir resep sukses Ovomaltine sampai saat ini yaitu gandum, telur, susu yang merupakan bahan-bahan bernutrisi tinggi ditambah cokelat penyempurna rasanya. Pada tahun 1904 Ovomaltine diluncurkan dan awalnya dijual di apotik untuk tujuan pengobatan. Namun dengan cepat, orang-orang sehat dan dengan gaya hidup aktif menemukan manfaat minuman revolusioner ini (https://www.wander.ch/en/company/history). Buat saya minum satu gelas Ovomaltine rasa kenyangnya sama dengan makan satu piring. Pernah suatu sore di musim dingin kami duduk di sebuah kafe di Bern – Lorenzini – nama coffee shopnya yang merupakan bagian dari restaurant Italia yang terletak di kota tua. Saya yang sedang kedinginan dan kurang enak badan memesan segelas Ovomaltine. Kami duduk di dekat jendela kaca yang menghadap ke jalan dimana kami bisa mengamati orang-orang dan tram-tram lalu lalang di tengah rintik salju dan suhu minus bulan Januari yang menusuk tulang. Segelas Ovomaltine hangat tidak hanya mampu meredakan rasa dingin yang menggigit tapi juga membuat saya merasa lebih baik dan kenyang sekali. Suami saya berkata sambil meledek : “Kamu tahukan di sini Ovomaltine itu minuman atlit dan tentara Swiss?” Saya menggeleng dan tertawa hahaha.

Di toko cokelat premium dan artisanal Läderach saya sering terpesona dengan keindahan desainnya dan tercengang melihat harga cokelatnya yang cukup mahal. Cokelat ini bukan cemilan rutin di rumah kami dan hanya ada di momen-momen tertentu bersama setangkai atau sebuah buket bunga mawar yaitu di hari valentine, ulang tahun saya atau wedding anniversary kami. Harga 100 gr cokelatnya bisa CHF 7.5 atau sekitar IDR 112 ribuan, jauh lebih mahal dari Cailler yang cuma CHF 1,97 atau IDR 30 ribu/gram. Varian favorit saya Nut Trio Milk Dark yang merupakan cokelat hitam dan susu dengan tiga jenis kacang : Almond, Hazelnut dan Pistacchio. Kalau saya terima hadiah cokelat dari suami di hari-hari istimewa seperti yang sudah saya sebutkan tadi biasanya cokelatnya imut dan lucu sampai kadang-kadang sayang mau makannya. Pernah saya bawa ibu mertua dan tante dari italia kesana untuk belanja oleh-oleh dan mereka bilang Läderach ini cokelat yang harganya kayak permata hahaha. Karena cokelat ini artisanal bukan  pabrikan harus segera dikonsumsi biasanya 2 minggu dari masa produksi. Jadi kurang cocok dari segi harga dan daya tahan untuk dibawa ke Indonesia. Menurut kalian cokelat yang enak itu seperti apa?

Sumber Photo 1-3 : www.coop.ch 

2 Comments

  1. Kami pernah mencoba cokelat Läderach ketika bertandang ke Bern tahun lalu. Rasanya memang berbeda. Selain bentuk dan kemasanya yang apik, membuat cokelat ini bertambah sayang untuk dimakan. …

  2. Ya, terlalu cute untuk dimakan hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *