Home sweet home

Tidak terasa sudah 2 tahun berlalu sejak krisis kesehatan global akibat virus covid-19 dan rumah menjadi tempat berlindung paling aman. Walaupun saya orang yang senang tinggal dirumah tapi jalan-jalan atau travelling sesuatu yang sangat saya nantikan setiap musim libur tiba. 2 tahun belakangan ini acara liburan tidak sebebas masa-masa sebelum covid. Liburan kami destinasinya di sekitar benua Eropa saja dan kami travelling naik kereta api ke negara-negara tetangga Swiss : Italy dan Prancis. Cerita tentang liburan ntar saya tulis di post berikutnya deh. Kali ini mau bahas tentang apa yang saya lakukan agar betah di rumah.  Sejak pindahan bulan Oktober tahun 2020 ke apartment baru yang kami tempati saat ini, urusan dekorasi dan pernak-pernik rumah baru beres bulan Desember 2021. Lama banget ya, saya memang tidak buru-buru dan sangat selektif membeli barang. Saya berprinsip minimalist dalam segala hal termasuk interior rumah, alasannya sederhana: biar gampang bersihinnya dan rumah tidak penuh dengan barang yang tidak berguna. Inspirasi saya bukunya Dominique Loreau (L’art de la simplicite, how to live more with less) dan Marie Kondo (the life-changing magic of tidying up). Keduanya berkiblat pada filosofi Asia timur (Oriental) terutama Jepang. Dominique Loreau menyarankan bahwa hidup lebih baik dengan sedikit barang (less is more) tapi dengan kualitas yang tinggi. Marie Kondo menekankan tentang perlunya hidup dikelilingi benda-benda yang  membuat kita merasa bahagia, mengatur dan menempatkan semua barang dengan rapi dan pada tempatnya

Tidak terasa sudah 2 tahun berlalu sejak krisis kesehatan global akibat virus covid-19 dan rumah menjadi tempat berlindung paling aman. Walaupun saya orang yang senang tinggal dirumah tapi jalan-jalan atau travelling sesuatu yang sangat saya nantikan setiap musim libur tiba. 2 tahun belakangan ini acara liburan tidak sebebas masa-masa sebelum covid. Liburan kami destinasinya di sekitar benua Eropa saja dan kami travelling naik kereta api ke negara-negara tetangga Swiss : Italy dan Prancis. Cerita tentang liburan ntar saya tulis di post berikutnya deh. Kali ini mau bahas tentang apa yang saya lakukan agar betah di rumah.  Sejak pindahan bulan Oktober tahun 2020 ke apartment baru yang kami tempati saat ini, urusan dekorasi dan pernak-pernik rumah baru beres bulan Desember 2021. Lama banget ya, saya memang tidak buru-buru dan sangat selektif membeli barang. Saya berprinsip minimalist dalam segala hal termasuk interior rumah, alasannya sederhana: biar gampang bersihinnya dan rumah tidak penuh dengan barang yang tidak berguna. Inspirasi saya bukunya Dominique Loreau (L’art de la simplicite, how to live more with less) dan Marie Kondo (the life-changing magic of tidying up). keduanya berkiblat pada filosofi Asia timur (Oriental) terutama Jepang. Dominique Loreau menyarankan bahwa hidup lebih baik dengan sedikit barang (less is more) tapi dengan kualitas yang tinggi. Marie Kondo menekankan tentang perlunya hidup dikelilingi benda-benda yang  membuat kita merasa bahagia, mengatur dan menempatkan semua barang dengan rapi dan pada tempatnya. Bagaimana pendapat kalian?

2 Comments

  1. Dekorasi / nata rumah memang ngga bisa buru2, kudu nemu style yang cocok dulu. Aku orangnya juga ga suka clutters, jadi apa2 harus ada tempatnya. Ga pusing juga beresin, atau vacuuming dust.

    1. Hi Eva, thanks sudah mampir. Iya, kalo buru-buru ntar salah beli dan end up jadi clutter. High five! Anti ribet dan anti clutter club.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *